Terobos Produktivitas Perusahaan dengan Employee Life Cycle

tingkatkan-produktivitas-peruasahaan-dengan-menerapkan-employee-life-cycle-penting

Sebagai seorang HR profesional, bagian dari tugas Anda adalah memahami siklus hidup karyawan dan bagaimana hal ini berdampak pada keseluruhan kinerja, keterlibatan dan tingkat retensi di perusahaan Anda. Manajemen yang efektif dari semua tahapan siklus hidup dianggap sebagai fungsi penting karena berkaitan dengan aset paling berharga dalam suatu organisasi, yaitu manusia. 

Dalam postingan kali ini, kita akan melihat secara mendalam model siklus hidup karyawan sehingga dapat membantu karyawan Anda untuk mencapai potensi secara maksimal. KolegaHR akan menjelaskan apa itu Employee Life Cycle (ELC) dan membagikan beberapa tips berguna untuk membantu Anda melalui setiap tahapan siklus. 

Apa itu Employee Life Cycle? 

Employee Life Cycle atau siklus hidup karyawan adalah suatu model yang dirancang untuk menggambarkan perjalanan yang dilakukan karyawan dalam suatu organisasi. Perjalanan ini dimulai saat calon karyawan menyadari brand/merek Anda dan berlangsung hingga hari terakhir mereka bekerja di perusahaan. Selain berbicara tentang daya tarik dan pelepasan, ELC juga memperhitungkan rekrutmen dan onboarding, retensi, pengembangan karier dan pengalaman karyawan secara keseluruhan di setiap tahap perjalanan mereka bersama perusahaan tempatnya bekerja. 

ELC dirancang untuk memvisualisasikan dan lebih memahami cara seorang karyawan terlibat dengan organisasinya. Hal ini dilakukan untuk membantu HR dalam menciptakan pengalaman karyawan yang lebih menarik dan berkesan sehingga menghasilkan peningkatan pada kinerja perusahaan. 

Singkatnya, jika perusahaan tertarik pada efisiensi dan kinerja maksimum, memberdayakan tim SDM Anda untuk melihat tenaga kerja Anda melalui prisma model siklus hidup karyawan akan sangat membantu. 

6 Tahapan Employee Life Cycle 

Ada enam tahapan yang ada dalam model siklus hidup karyawan (Employee Life Cycle). Mari kita lihat gambaran lengkapnya: 

1. Daya tarik: Menciptakan kesan pertama yang kuat 

Ini adalah tahap pertama dari siklus yang ada, dan merupakan saat dimana calon kandidat pertama kali mengenal brand/merek Anda. Ini menjadi tahap penting dalam model ini karena pada saat itulah kandidat akan memutuskan apakah Anda akan mengajukan banding sebagai calon pemberi kerja atau tidak. Ketika Anda gagal dalam memberikan kesan pertama yang menarik dan baik, kecil kemungkinannya Anda berhasil menarik talenta yang tepat untuk membantu Anda berkembang sebagai perusahaan yang sukses. 

Baca Juga:  6 Tips Adakan Perpisahan Karyawan Kantor Agar Berkesan

Cara terbaik untuk meningkatkan tahap awal model siklus hidup karyawan ini adalah dengan fokus membangun merek dan reputasi perusahaan Anda. Misalnya saja, dengan memiliki budaya positif yang memprioritaskan pengembangan dan inovasi karyawan pasti akan membuat merek/brand Anda mendapatkan gelar reputasi yang baik. 

2. Rekrutmen: Mendapatkan talenta terbaik 

Tahapan selanjutnya adalah rekrutmen. Hal ini menjadi sangat penting terlepas dari bagaimana Anda melakukan proses rekrutmen ini. Tidak peduli apakah itu dengan cara kuno atau menggunakan software HRIS untuk membantu Anda dalam mengelola proses perekrutan. Sebab, ketika Anda memperlakukan calon karyawan selama proses perjalanan mereka (bahkan untuk mereka yang tidak diterima) akan sangat mempengaruhi persepsi mereka terhadap perusahaan Anda selamanya. Jadi, jangan sampai memperlakukan calon karyawan baik yang akan Anda terima ataupun tidak dengan cara yang kurang beretika untuk meminimalisir terjadinya penyebaran pesan atas buruknya perusahaan Anda. 

3. Orientasi dan Onboarding: Memfasilitasi permulaan yang baik 

Setelah Anda menemukan kandidat yang sesuai, Anda baru bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu orientasi dan onboarding. Fokus utama yang digarisbawahi dari tahap ini adalah membantu karyawan baru untuk memahami dan berbaur dengan budaya perusahaan Anda. Selama tahap ini berlangsung, pastikan Anda sebagai HR memberikan informasi secara jelas, terstruktur dan rinci sehingga karyawan baru bisa memahami tujuan, etika, sikap dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di perusahaan tempatnya bekerja. Anda juga sebagai HR pastinya ingin mereka paham peran yang akan mereka mainkan dalam membantu membangun perusahaan Anda. 

Untuk itu, perusahaan yang bergerak dibidang apapun, berikut ini tips praktik terbaik untuk membantu Anda memulai yaitu dengan: 

  • Buat karyawan merasa diterima dan berikan informasi sedetail mungkin. 
  • Jelaskan apa yang menjadi harapan yang Anda inginkan untuk mereka capai. 
  • Berikan pelatihan secara kontinu. 
  • Berkomunikasi dua arah dengan karyawan untuk memastikan mereka paham akan peran dan tanggung jawab mereka. 
  • Lakukan tindak lanjut secara rutin untuk melihat bagaimana karyawan tersebut beradaptasi dan memastikan bahwa mereka berbaur dengan baik di timnya.
Baca Juga:  Ini Dia Cara Memilih Karyawan yang Tepat untuk Perusahaan!

4. Retensi: Membuat talenta terbaik betah dan bertahan 

Retensi menjadi kunci dalam siklus ini mengingat ketika karyawan telah lama bekerja di suatu perusahaan, ada risiko nyata bahwa pemberi kerja akan mulai menganggap remeh mereka. Itulah mengapa penting untuk mengatasi masalah seperti pemberian penghargaan dan pengakuan sesegera mungkin. Kemudian, seiring berjalannya waktu, penting juga memastikan apakah karyawan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membantu dalam mencapai tujuan perusahaan serta apa yang harus dilakukan oleh HR untuk mencatat dengan baik mengenai kemajuan, kesuksesan dan ambisi masing-masing karyawannya. 

5. Pengembangan Karir: Memungkinkan pertumbuhan berkelanjutan

Tahapan ini akan menjadi tahapan dimana Anda membantu karyawan Anda dalam mengembangkan keterampilannya. Ini akan menjadikan nilai plus bagi karyawan untuk menjadi lebih baik dan mahir dalam mengemban perannya. Anda juga ingin mereka merasa mendapatkan jalur karir yang jelas sehingga tidak tergoda mencari pekerjaan di tempat lain. Anda bisa melakukan hal dibawah ini guna membangun pertumbuhan yang positif: 

  • Bertemu dengan karyawan secara teratur untuk berdiskusi atas apa yang menjadi tujuan mereka 
  • Motivasi karyawan untuk melakukan pengembangan secara profesional (di semua tim) 
  • Lakukan analisa dan penilaian secara keseluruhan terhadap pengetahuan dan keterampilan karyawan 

6. Perpisahan (off-boarding): Karena semua hal baik ada akhirnya 

Akhirnya, karyawan memutuskan untuk resign atau pindah yang didorong dengan begitu banyak faktor. Misalnya, mencari peluang karir yang tidak bisa mereka dapatkan di perusahaan Anda, pensiun, bekerja sendiri atau bahkan ditarik oleh perusahaan pesaing dengan tawaran yang lebih menjanjikan. 

Di tahap ini, refleksi dan evaluasi menjadi sangat penting. Proses off-boarding ini sangat membantu Anda untuk menelaah lebih dalam dimana ada celah atau ruang untuk perbaikan berdasarkan dari pengalaman yang sudah dilewati sehingga kedepannya tidak lagi kecolongan dengan kejadian yang serupa. Ini juga bisa menjadi pertimbangan utama terkait bagaimana Anda merumuskan kontrak kerja atau kebijakan-kebijakan yang Anda tetapkan. 

Satu hal yang tidak kalah penting dan tidak bisa Anda lupakan adalah fase perpisahan atau off-boarding bukan hanya berdampak pada mereka yang resign atau keluar, tapi juga berdampak pada mereka yang ditinggalkan yaitu perusahaan Anda. Jadi, untuk meminimalisir terjadinya gangguan oleh karyawan lain, ini sefruit tips yang bisa Anda gunakan: 

  • Pastikan gangguan yang hadir bisa Anda minimalisir sedemikian rupa untuk menghindari ketidak fokusan karyawan lain. 
  • Ketika karyawan mengundurkan diri, bicara dengan baik-baik, karena dengan pembicaraan yang terbuka ini Anda bisa paham alasan mereka keluar. Dari apa yang diutarakan, Anda bisa mengatasi potensi yang menyebabkan permasalahan ini untuk menghindari karyawan lain yang resign lebih banyak lagi. 
  • Jika akan memecat karyawan, pastikan Anda melakukan dengan cara yang beretika, siopan dan benar. Jangan sampai pemecatan ini menjadi senjata tajam yang memperburuk reputasi perusahaan Anda. 
Baca Juga:  Bagaimana Cara Mengevaluasi Performa Karyawan dengan Efektif? Cek 7 Langkahnya Di Sini!

Apakah Employee Life Cycle Berlaku Bagi Organisasi Nirlaba (Non-Profit Organization)

Employee Life Cycle (siklus hidup karyawan) bukan hanya berlaku bagi organisasi laba (profit organization), tetapi bagi organisasi nirlaba (non-profit organization) pun juga ini menjadi sangat penting. Beberapa tahapan terpenting dalam siklus hidup organisasi nirlaba mencakup ketertarikan (attraction), rekrutmen (recruitment), dan pengembangan (development). 

Di tahap pertama, yaitu daya tarik, ini menjadi penting bagi bisnis dengan jenis apapun. Namun, bagi organisasi nirlaba, Anda bisa mencoba merekrut sukarelawan karena ini akan sangat membantu jika orang mengetahui tentang merek/brand perusahaan dan visi Anda secara keseluruhan. Kuncinya adalah menarik orang ke misi Anda. 

Setelah itu, Anda bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu rekrutmen dan pengalaman kandidat. Ini memainkan peran besar bagi organisasi nirlaba. Di tahap inilah Anda akan menemukan kandidat yang memang 100% mendukung visi Anda dan mampu bersama-sama membuat perubahan ke arah yang positif. Jadi, Anda harus sebaik dan sedetail mungkin untuk menyaring, menemukan, mengevaluasi dan cermat dalam mempekerjakan mereka untuk meminimalisir celah hambatan. 

Pada akhirnya, setiap tahapan siklus hidup karyawan memegang peran penting dalam cara organisasi menjalankan proses sumber daya manusianya. Ini menjadi proses yang membantu Anda dalam mengidentifikasi talenta terbaik dan menciptakan strategi retensi untuk mempertahankan tenaga kerja yang potensial dan produktif. 

Kini Anda telah memahami dengan baik tentang model siklus hidup karyawan. Untuk itu, Anda dapat mulai menerapkan informasi ini di tempat kerja Anda. Perlu Anda ingat bahwa siklus hidup karyawan ini sifatnya tidak selalu sama dan selalu berubah sehingga Anda perlu melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi di lapangan. Tapi, jangan khawatir, Anda hanya perlu fokus pada kesejahteraan karyawan untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung demi membuat mereka bahagia, produktif, dan terlibat aktif. 

Jadi, tunggu apalagi? Yuk mulai sekarang terapkan strategi ini dan saksikan dampaknya yang berlipat ganda di segala aspek bisnis Anda. 

Reference: 

Recent Posts

Kategori