Toxic Productivity: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasi

toxic productivity

Apakah Anda merasa terlalu sibuk dengan pekerjaan Anda hingga merasa kewalahan dengan tugas-tugas tersebut? Bahkan kalian di depan layar laptop selama satu hari penuh untuk mengerjakan suatu hal yang bagi kalian itu adalah “produktif” dan belajar semaksimal mungkin sampai-sampai melupakan kebutuhan Anda seperti makan, minum, tidur hingga bersosialisasi? 

Atau Anda merasa terlalu terobsesi untuk mengembangkan potensi diri Anda dan selalu merasa bersalah ketika tidak melakukan banyak hal bermanfaat? Jika Anda mengalami kondisi-kondisi ini, berhati-hati ya Sobat KolegaHR! Secara tidak sadar, Anda telah ada dalam lingkungan yang dinamakan “toxic productivity”, lho! 

Istilah ini sudah mulai menyebar beberapa tahun terakhir, yang konotasinya mengacu pada arti produktivitas yang membahayakan. Dengan kata lain, tidak semua produktivitas itu baik ya, Sobat KolegaHR. Tapi, bagaimana mungkin produktivitas bisa menghasilkan sesuatu yang membahayakan Anda? Simak penjelasannya disini! 

Toxic Productivity, Apa Itu?

Seringkali kita takjub melihat orang-orang terdekat kita yang sibuk dengan berbagai macam aktivitas mereka dalam sehari. Tak lupa kita memuji orang-orang yang mampu begadang hanya demi menyelesaikan tugas dan pekerjaan mereka. Dengan keadaan ini, otomatis kita dipacu dan jadi berkeinginan untuk menjadi bagian dari orang-orang yang produktif tersebut. 

Nyatanya, keadaan ini tidak membuat kehidupan Anda menjadi sehat, lho! Justru, ini membahayakan Anda karena Anda merasa selalu dihantui hingga merasa bersalah ketika Anda tidak menyelesaikan pekerjaan Anda. Untuk bersantai sejenak saja, Anda sudah merasa cemas karena otak Anda terus berputar untuk memikirkan apa yang harus Anda kerjakan. 

Baca Juga:  Pentingnya Melakukan Setup Terhadap Hak dan Kewajiban Karyawan dalam Optimalisasi Bisnis dan Perusahaan

Produktivitas ini bukan malah memberikan manfaat bagi Anda, justru membahayakan Anda. Alhasil, akan timbul rasa stress yang berlebih, kecemasan dan rasa lelah yang luar biasa. 

Tanda Toxic Productivity 

Kini, banyak yang bertanya-tanya, apakah menjalani hidup produktif merupakan hal yang salah? Tentu tidak, justru hidup di dunia ini harus produktif. Namun, produktivitas itu juga tidak bisa membuat Anda mengesampingkan kebutuhan dasar Anda, seperti makan, minum, tidur, berinteraksi hingga me time. Ketika Anda membuat hidup Anda menjadi produktif yang berlebihan sampai merasa bersalah ketika Anda bersantai sejenak, maka Anda sudah masuk dalam fase yang disebut toxic productivity. 

Ingin tahu apa saja ciri-ciri toxic productivity? Simak ciri-cirinya sebelum hal negatif ini melekat di Anda. 

Ciri-Ciri Toxic Productivity 

  • Terobsesi dengan kata produktivitas: seseorang yang sudah masuk ke dalam fase toxic productivity ini akan terus menerus fokus pada kata-kata “produktivitas” sehingga tidak berhenti untuk melakukan pencapaian sebanyak-banyaknya dan mengesampingkan keseimbangan hidup dan kebutuhan pribadinya. 
  • Tidak bersahabat dengan kata istirahat: waktu luang membuat Anda merasa tidak produktif. Sampai-sampai saat Anda sakit pun, Anda lebih memilih untuk tetap bekerja dan tidak beristirahat. Ini karena Anda menganggap ketika beristirahat, artinya Anda adalah pemalas, padahal pemikirannya tidak selalu begitu. Jadi, setiap saat Anda beristirahat, Anda akan merasa bersalah, meski manusia umumnya memang butuh beristirahat. 
  • Tidak pernah puas: orang dengan toxic productivity tidak pernah merasa puas. Padahal sebenarnya apa yang dikerjakan sudah lebih dari cukup, namun selalu saja merasa kurang. Bahkan, terus melakukan beberapa hal terus, walaupun hal itu sebenarnya tidak diperlukan. 
  • Kehilangan keseimbangan hidup: ketika Anda sudah masuk perangkap toxic productivity, artinya Anda akan selalu merasa bersalah ketika mengorbankan waktu untuk bersantai bersama teman atau keluarga. Jadi, dedikasi hidup Anda hanya bekerja, bekerja, bekerja tanpa memikirkan bahwa Anda manusia juga perlu bersantai sejenak. 
  • Self-worth bergantung pada seberapa besar tingkat produktivitas: harga diri dan nilai diri Anda dinilai dengan seberapa produktifnya Anda dalam bekerja. Sebab, Anda akan selalu merasa tidak berharga ketika tidak mencapai target yang sudah Anda tentukan. Bahkan, jika tercapai pun, tetap saja Anda merasa itu belum cukup. 
Baca Juga:  7 Cara Mudah untuk Melakukan Performance Review yang Efektif!

Cara Mengatasi Kehadiran Toxic Productivity 

Untuk melawan toxic productivity ini, ada sejumlah hal yang bisa Anda lakukan untuk melepas diri dari situasi ini. Faktanya, hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan selama Anda bisa mengubah pola pikir dan konsistensi Anda, seperti: 

Hilangkan pertanyaan “apa yang harus saya lakukan sekarang?” 

Pertanyaan inilah yang memicu Anda berada hingga di posisi produktivitas yang buruk. Sadari, bahwa yang seharusnya Anda banggakan adalah pencapaian yang sudah Anda buat secara maksimal dan hargai proses yang Anda jalani. Jangan selalu berpatokan pada jam dan sekeras apa Anda bekerja, tapi lakukan semuanya dalam batas yang wajar. 

Terapkan praktik mindfulness

Praktik ini membuat diri kita menerima apa yang seharusnya diterima oleh tubuh dan hidup kita. Seperti, menerima bahwa tubuh dan badan Anda membutuhkan istirahat, asupan, hingga aktivitas yang bisa membuat Anda bersantai sejenak. Berdamai dengan hal ini dan terima bahwa kegiatan istirahat memang menjadi hal manusiawi. 

Tetapkan aturan atau boundaries 

Ingat ya, yang paham dan kenal akan diri sendiri, hanyalah Anda. Hanya Anda seorang yang kenal kapan Anda merasa lelah, kapan Anda butuh istirahat, kapan waktu yang tepat untuk Anda bekerja dan menghasilkan karya. Jadi, tidak perlu memaksakan diri. Mulai terapkan aturan seperti belajar selama 1-2 jam sehari, tidak menggenggam handphone ketika sedang makan, tidur siang selama 15 menit, dan lainnya. Sesuaikan dengan diri Anda sendiri, ya!

Luangkan waktu untuk diri sendiri 

Jika Anda sedang terjebak dalam toxic productivity, ini menjadi salah satu hal yang bisa Anda coba lakukan, meski kenyataannya mungkin sulit. Faktanya, ketika Anda meluangkan waktu untuk menyenangkan diri Anda sendiri, ini akan membantu menjaga kesehatan mental dan fisik Anda, lho! 

Baca Juga:  Mengenal Tentang HRD: Arti dan Tanggung Jawab

Anda bisa memulai dengan berolahraga, journaling, membaca buku, liburan, bermain musik, bersantai dan banyak aktivitas lainnya. Dengan memilih aktivitas yang sesuai dengan yang Anda inginkan, artinya Anda memberikan diri Anda sendiri self-reward atau bentuk menghargai diri sendiri setelah bekerja keras. 

Tidak ada yang salah dengan kata “produktif”, tetapi perlu diingat kembali bahwa menjaga kesehatan fisik, mental dan jiwa kalian juga tidak kalah penting. Hidup ini bukan kompetisi, jadi untuk apa Anda berlomba-lomba menjadi yang paling terbaik di dunia? Ingatlah quotes ini: “What matters for you is your happiness and your health.” 

Tidak ada salahnya berambisi mengejar mimpi tetapi seimbangkan itu dengan menjaga kesehatan, istirahat yang cukup, memanjakan tubuh Anda dan rehat sejenak dari sibuknya dan kejamnya dunia ini ya, Sobat KolegaHR! 

Reference: 

Recent Posts

Kategori